Penerus Bangsa, Penuh Senyuman

Belajar itu tidak mululu di sekolahan. Belajar itu adalah kehidupan.

Bangun Cinta, Kita Berjalan Bersama

Kita berjalan bersama, aku didepan sebagai Imam, saling berdo'a lah agar kita bisa diperemukan. Do'a kanlah agar aku bekal Iman untuk menemuimu.

Superman Bukan Legenda

Semua orang punya keistimewaan masing - masing, dan keistimewaan itulah yang membuat kita menjadi SUPERMAN.

Konsep Tangan

Garis Tangan. Campur Tangan. Buah Tangan.

Rizki di Pagi Hari

Bangun dan rubah dunia..

moi

0 comments





0 comments






0 comments















MSDM

0 comments

Manfaat manajemen kinerja:
       Menentukan relevansi kinerja individu dan kelompok dengan tujuan-tujuan organisasi
       Meningkatkan efektivitas unit kerja

       Meningkatkan kinerja karyawan 

Aku Monyet Bukan ya?

0 comments

Didalam mimpi gue memimpikan sebuah mimpi yang sering aku mimpikan, dan tiba-tiba gue terasa ditampar oleh seseorang.
"PLAK.."
"aaaw... apa-apaan si lo?" gue langsung terbangun dari tidur yang ga jelas ini.
"maksut lo apa mimpiin mimpi lo yang jadi impian lo?" yang jelas dong.
dan akhirnyapun gue terbangun dengan nyawa 100%, sadar jika gue tertidur waktu lagi nulis impian-impianku bareng temen di Bandung.
"oh ya.. maap kan tulisan anak kecil. jadi kalau kurang sistematis ya mohon dimaapkan hehe" jawab gue dengan senyum manis ala anak kecil dan tersadar bahwa gue nulis ini sambil ngimpi.

Back to BDG, dengan wajah yang terawat, putih dengan beberapa jerawat kecil dan rambut yang semu acak-acakan membuat gue jadi primadona di zona kelas X(baca: kelas1 SMP). 
Mengingat muka gue yag super ini, jadi kangen sama Arlin. Temen akrab di SD Swasta Bagus yang gue kerjaanya godain dia terus.
"Loe tu masih anak SD gak usah begaya, tar muka loe juga kaya kakak nih, jerawat kusam jelek. eh tp yg jelek kamu sih bukan kakak. nah tu, makanya jangan sok, itu tu cinta monyet, loe yang jadi monyetnya" Nasihat kakak satu-satunya yang gue punya, namanya Yuda.
Gue sih percaya aja tar ni muka jadi kaya tu orang, jerawat gak terawat.. tapi aku pasti bisa lah ngerawat wajah demi memperbaiki image keluarga juga, masa satu keluarga budidaya jerawt semua sih.
Gue juga percaya bahwa ini bukan cinta monyet, ini akan menjadi cinta abadi sampai gue dan Arli dewasan nanti, tapi semua itu berakhir saat di Purworejo ini gue ketemu Nurul.
"Rasanya kaya ketemu Bidadari gitu Ndroo, hatiku ini Ndo. Dag dig dug.." belum sempat menghabiskan jatah kalimatku Indra langsung nyonyor..
"DORRRRRRRRRRRRR, meledak. Mati kau. hahahah" ledek Indra yang sampai sekarang belum percaya sama yang begituan.
"iya Ndra, rasanya ingin mati aja. hmmm adeem" sambil senyum, gue tatap atap kamar ini.
"ah GJ kau, udahlah main WE dulu nih, kalah 4-0 terus ngelantur aja kau.." Indra yang udah bosen dengan cara main gue yang bari 10 menit udah dibantai ini.
"rasanya baru kemarin ya Ndro, gue jatuh cinta sama Arlin, sekarang Nurul. Apakah ini yang disebut cinta Ndro?" tanya gue yang masih menatap eternit kamar.
"sini eS,.." indra langsung memenggangku.
"apa-apaan nih?"
"huahahaha" Indra langsung menyergap, mengikat dengan seprei yang ada, lalu memasukan gue dalam lemari pakean yang masih kosong.
"ngomong cinta lagi ku jadiin mumi kau, hahaha"
walau dirumah gue, Indra memang selalu berbuat sesukanya. Nyoap gue yang udah tau kelakuan Indra juga seolah membiarkan saja anak manisnya tersiksa, tapi tak apalah. Nikmat juga dikurung dalam lemari, bisa bayangin gimana strategi buat deketin Nurul, anak X-2 yang kelasnya sebelahan sama X-3 kelas gue. Hemmm...

Baru hari pertama

0 comments

Pagi ini gue berangkat sekolah bereng Indra, kebetulan rumah kita gak jau banget cuma setengah Kg, alias cuma dibatasi tembok perumahan.
"Dingin iya panas apa lagi, Purworejo itu konyol ternyata. Bisa-bisa gue mati kepanas dinginan nih" keluhku yang masih JAIM itu. secara orang kota pindak ke desa.
"Lu ngomong apa sih" jawab Indra sok bisa nyamain bahasa gaul gue.
"ee.. eenggak ayo balapan, siapa cepet dia dapet Enggar. hahaha" langsung sepeda kukayuh cepat. tapi dengan tak kalah cepatnya lagi Indra menyusulku.
"ayooo cemen... aku yang bakalam dapet Enggar tercinta. huahahaha" kebahagiaan Indra tak terbendung melihat posisiku yang terpaut lumayan jauh.
Jam pertama pelajaran kulalui dengan biasa saja, hingga akhirnya istirahatpun tiba dan semua berakhir disini. Karena ketampanan ataupun cara ngomong gue yang keren, maka para senior merasa iri dan akhirnya mengunciku dalam kamar mandi yang konon angker nan bertuah itu. Pagi sampai siang, saat istirahat kedua dimulai. Budi dan teman-teman kelas pada risau ternyata setelah 2jam lebih gue gak muncul di kelas. Ahh mereka memeng sahabat sejati kayaknya.
"eS, kau masih ada di dalem? sorry ya tadi soalnya senior, gak berani aku" teriak Budi seperti ngomong sama manusia gua, keras banget.
"iya Broo.. tulung lah"
"oke, tapi aku makan dulu ya. ati-ati eS ais ini ada rasia manusia gua"
setelah menuuunggu lama dan akhirnya,
"tok tok tok.. totok totok" bukan bunyi pintu tapi mulut Budi yang memonyong sersamaan dengan bunyi monyong Indra.
"woooy setan... bukain"
"wah tapi kayanya kau asik lho. Di WC sendiri gelap, wuih gak ikut pelajaran bu.Widi lagi"
"taeeek, ngapain coba? cuma bisa duduk terhimpit, bau bau.. buka cepetan setaaan. udah mau masuk nih" rengekanku semakin dalam sampai hati inipun ikut menangis.
"ngek... ayo keluar. malah ngumpet"
"nyesek.. nyesek gue"
"makanya jangan kebanyakan bacot gue lo gue lo gak jelas. welcome to Purworejo. Ini kotanya orang cerdas dan berbudaya" ucap Indra yang sudah kaya omongan kakekku saja.
Sejak itu gue loe dalam kamus kehidupanku yang baru ini aku buang, walau harus monyong-monyong karena belum terbiasa. Alasanya cukup realistis, takut dikerjain senior lebih dari hari ini. Bisa-bisa kalau bahasa gau keren nan memukau itu dilanjutkan akan terjadi kasus, mungin pembunuhan. SEORANG PELAJAR KELAS 1SMP DIBUNUH KARENA BAHASA GAUL atau STIVE SEORANG PELAJAR SMP SWASTA MANDIRI MONYONG KARENA BELAJAR BAHASA BAKU, kan gak lucu. Orang tua yang selam ini membesarkanku pun bukanya bersedih baca berita kaya gitu tapi malah ngakak. Anaknya jadi gak jelas gara-gara ngikutin tuntutan budaya tempat tinggalnya.

Abstrak (Perkenalan)

0 comments

Bagian ini bukan mewakili seluruh kisah hidup gue, hanya saja sesuai judulnya disini gue nyritain karakter abstrak Stive.
"oiya perkenalkan nama gue Stive Supriyatna, asal dari Sunda tepatnya Bandung. Temen gue biasa penggil eS tpi kalo mau penggil Stive juga gak papa" salam perkenalan pertamaku saat masuk hari pertama SMP.
krik...krik..krik.. anak anak tidak ada yg merespon cara perkenalan yang super ini, ada apa sebenarnya dengan dunia mereka?
Gue terdaftar siswa SMP N2 Purworejo, SMPN favorit sePurworejo bahkan bisa dibilang seJawa Tengah, dan ini juga salah satu alasan mau masuk SMP di ndeso ini selain karena nyokap juga kerja disini.
"baiklah terimakasih Supri sudah mengenalkan diri. Ayo giliran selanjutnya maju kedepan dan perkenalan" respon Bu.Yanti guru Bahasa Indonesia kami yang kata-katanya datar dan membuatku merasa menyesal, salah, galau, dan hampa. Mengapa nyokap gue nyuruh sekolah di Purworejo kota yang sunyi ini. Aaaahgh..
Gue kembali duduk dan seketika ada itu juga melamun betapa enaknya teman-teman SD yang dulu bersama sekarang ada di SMP favorit di kota sana. Lha disini?
"Nama saya Budi Arianto tapi panggil aja Budi, asal Ngupasan Rt1 Rw3, asal sekolah SDN1 Purworejo. SD tervorit. Hobi saya main Bal-balan" kenal si Budi kepada semuanya
"Bu.. panggilannya Buto tuh ngaku-ngaku Budi.." teriak si Indra yang membuat se isi kelas ketawa.
"Sudah sudah giliran kamu Dra, maju sini" perintah bu Yanti.
"Nama saya Indra, nama panjangnya Indra saja. Dari Kaligesing, ndeso sana, asal SD pokoknya mblusuk sana, hobi renang" padat singkat dan gak jelas. Dari sini ku kenal mereka, dan dari sini petualangan dan pencarian alur hidup yang tidak jelas ini ku coba perjelas.



 
Kisah manusia absurd © 2012 | Designed by Meingames and Bubble shooter